Jumat, 11 Agustus 2023 – 14:37 WIB
Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengaku sudah berkomunikasi dengan ayahnya, Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait keputusan Mahkamah Agung (MA) yang menolak peninjauan kembali (PK) pihak Moeldoko atas atas kepengurusan DPP Partai Demokrat.
Baca Juga :
AHY Ungkap Obrolan Terbatas dengan Puan dan Cak Imin: Menarik, Bikin Penasaran Betul
AHY mengatakan SBY yang tengah berada di Pacitan menitipkan pesan kepada seluruh kader Demorat usai Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan peninjauan kembali (PK) Moeldoko dalam upaya pembegalan partai Demokrat.
Pesan pertama yang disampaikan oleh SBY adalah putusan MA merupakan kemenangan bagi yang menjunjung tinggi Demokrasi, khususnya di Tanah Air. Selain itu, keputusan MA juga memberi harapan bagi penegakan hukum di Indonesia.
Baca Juga :
Dorong Anies Segera Umumkan Cawapres, AHY: Waktu Sangat Berharga
“Putusan MA yang menolak PK KSP Moeldoko ini, bukan hanya kemenangan bagi Partai Demokrat, tetapi juga kemenangan bagi pencari kebenaran, pencari keadilan dan pecinta demokrasi. Keputusan ini juga memberikan harapan yang baik bagi penegakan hukum yang adil di Indonesia,” kata AHY saat konferensi pers di DPP Demokrat, Jumat, 11 Agustus 2023.
Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)
Baca Juga :
Mahkamah Agung Tolak PK Sengketa Proses Pemilu yang Diajukan Prima
Kedua, ungkap AHY, SBY juga tidak bisa menerima ketika ada pihak luar dalam hal ini Moeldoko yang ingin mengambil alih Partai Demokrat dengan cara yang tidak sesuai mekanisme internal. Terlebih, SBY merupakan salah satu penggagas dan pendiri Demokrat.
“Beliau juga bukan hanya menggagas dan mendirikan, pernah memimpin partai ini, jatuh bangun setiap saat bersama seluruh kader Demokrat. Beliau membina kita semua sehingga bisa tumbuh dan semakin maju dari waktu ke waktu,” kata AHY.
Halaman Selanjutnya
“Sehingga tentu tiba-tiba ada orang yang ingin merampas Demokrat ini dengan cara ilegal, cara-cara yang diluar nalar dan etika, tentu bukan hanya kader tetapi beliau juga yang tak bisa menerima,” sambungnya.
Quoted From Many Source